Masih berada di kawasan Batutulis, berada tepat dilereng tebing yang
berlatar belakang Gunung Salak yang lokasinya juga diseberang Situs Arca
Purwakalih, lokasi ini berada. Dengan suasana teduh yang ditumbuhi
pohon-pohon besar, membuat sinar mataharipun sulit untuk menembus masuk.
Bila kita perhatikan dengan seksama, terdapat beberapa makan di
halamannya menambah suasana senyap di areal tersebut yang nyaris tidak
mengalami perubahan semenjak saya kecil dahulu yang hanya berani
memandang tempat ini dari atas sepeda sambil bertanya-tanya, tempat
apakah ini gerangan.

Akhirnya
setelah memendam rasa ingin tahu yang cukup dalam, saya langkahkan kaki
masuk kedalamnya. Tampak di depan pintu masuk terdapat penjual bunga
tabur yang bisa dibeli para pengunjung untuk melakukan tabur bunga di
areal dalam. Suasana senyap memang langsung terasa saat saya langkahkan
kaki menuju gerbang masuk, walaupun sebenarnya lokasi ini sangat dekat
dengan jalan besar tempat beratus-ratus kendaraan yang tiap hari
melewati lokasi ini.

Sesampainya
di dalam, terdapat satu cungkup dan terdapat satu ruangan didalamnya
yang pada saat saya masuk, terdapat beberapa orang sedang duduk berdiam
diri dan dari mulut mereka terdengar untaian doa yang mereka kirimkan.
Cukup lama saya berdiam diri, duduk bersila sambil bersandar pada
dinding sambil memperhatikan mereka yang datang. Ada yang hanya duduk
memanjatkan doa, tetapi ada pula yang membawa permohonan kesana. Dengan
bantuan juru kunci, seorang ibu yang sudah melebihi setengah abad
menurut saya, mereka yang datang membawa permohonan dibimbing sambil
memohon kehadirat Tuhan, mereka pun melakukan tabur bunga di areal
didalam cungkup itu.

Setelah
beberapa lama, akhirnya hanya tinggal saya sendiri disana, dan saya
beranikan diri untuk menghampiri ibu sang juru kunci tempat ini. Dengan
memperkenalkan diri kemudian saya mencoba untuk mengajak beliau untuk
berbincang-bincang. Ibu Ating namanya, beliau sudah lebih dari 20 tahun
menjadi juru kunci tempat ini dan merupakan keturunan dari Embah Dalem,
yang menurut penuturan beliau saat saya beranikan diri menanyakan siapa
Embah Dalem sebenarnya, Embah Dalem adalah orang yang dalam ilmunya
serta dalam pengetahuan agamanya, dan merupakan orang asli wilayah
Batutulis ini. "Tulis saja demikian,nak. Karena itu yang dipesankan oleh
Nenek Sarinah, yang dulunya menjaga tempat ini." demikian tuturnya.

Dan
dari keterangan beliau pula saya ketahui, bahwa yang berada di dalam
cungkup itu bukanlah makam dari Embah Dalem, melainkan petilasan, tempat
bertapa terakhir kalinya, sebelum Embah Dalem diyakini moksha atau
hilang secara gaib saat sedang bertapa. Memang saat saya melihat
kedalampun, yang tampak oleh mata saya bukanlah makam seperti halnya
makam seperti biasa.
Dan betapa bahagianya saya saat saya diijinkan oleh Ibu Ating untuk
mengambil foto didalam cungkup itu, serta diijinkan untuk menabur bunga
serta mengirimkan doa disana. menurut penuturan beliau pula akhirnya
saya ketahui bahwa makam-makam yang berada di areal depan merupakan
keturunan dari Embah Dalem yang dimakamkan disini, bahkan Ibu Ating
menambahkan kalau beliau sudah tiada nanti pun akan dimakamkan disini.
Assalamualaikum yaa akhinafillah,
BalasHapusMohon maaf bukan menggurui atau sok tahu,saya pernah mendapatkan data bahwa beliau adalah kakek dari Mbah dalem sholawat Empang Bogor,beliau bernamakan Sheikh Abdulloh Bin Abdurrahman Al Maghribi,beliau hijrah dari Maroko Afrika Ke Indonesia dalam Misi Dakwah, itu makam,bukan petilasan,salah satu dzurriyyah beliau adalah Mama Anjungan Tanah Baru Bogor,Majlis Asha shoghiri, Kurang Lebihnya saya Mohon Maaff, benar tidaknya Wallohu a'lam bis showab,Namun Info Itu Yg Saya Dapatkan.. terima Kasih..
di Bogor ada lebih dari satu makam yang namanya Mbah dalem bang
HapusMinta info keturunan nya dong
BalasHapus